Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang rida, maka ia yang akan meraih rida Allah. Barangsiapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka." (HR. Ibnu Majah) Apabila Allah mencintai seseorang, maka bisa saja Allah menujukkan rasa cinta-Nya dengan ujian dan musibah.
Sebagaimana 15 caa menghadapi musibah dalam islam berikut, semoga dapat menjadi panduan bagi anda. 1. Menerima Musibah Tersebut. Apapun musibah yang menimpa anda, islam mengajarkan bahwa kita harus menerima segala musibah tersebut sebagai bentuk dan manfaat beriman kepada allah . Terlepas hal tersebut menyakitkan atau menyedihkan.
Tidak, setiap orang beriman justru harus diuji lebih dahulu, sehingga keimanannya terbukti. Ujian yang mesti mereka tempuh itu bermacam-macam. Misalnya, perintah berhijrah (meninggalkan kampung halaman demi menyelamatkan iman dan keyakinan), berjihad di jalan Allah, mengendalikan syahwat, mengerjakan tugas-tugas dalam rangka taat kepada Allah.
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, 'kami telah beriman' TANPA diuji?! Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah benar-benar tahu orang-orang yang tulus dan orang-orang yang dusta". (QS. Al-Ankabut: 2-3). Ingat pula Sabda Nabi -shallallahu'alaihi wasallam-:
"Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri." (HR: Bukhari dan Muslim) Ketika menjelaskan hadis ini, para ulama menekankan pada beberapa hal, berikut uraiannya: Pertama, ungkapan "tidak beriman" bukan berarti menjadikan pelakunya menjadi kafir. Ungkapan "tidak beriman
Setiap orang yang beriman pasti akan diuji, tidak peduli tingkat keimanan dan status sosialnya. Tidak mudah melewati ujian tersebut, butuh kesabaran dan perjuangan. Demikian kurang lebih pesan dalam tafsir surat Al-Ankabut ayat 2. Sejak awal sudah disampaikan oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 2, tentang ujian bagi orang yang beriman.
vFdyjEn.
tidak dikatakan beriman seseorang sebelum diuji